Image Slider
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5

KONSOLIDASI PASUKAN BABI NERAKA

Konsolidasi Pasukan Babi Neraka, 23 Februari 2025 menjadi ajang pertemuan, ngobrol, bersenang – senang, hingga perayaan musik sebagai sarana menyampaikan pikiran dan rasa. Acara yang diinisasi oleh Fanbase dari Down For Life atau mereka biasa menyebutnya Pasukan Babi Neraka ini berlangsung di Shuga Bar & Eatery, Colomadu, Karanganyar. Dalam acara ini, Pasukan Babi Neraka mengajak Innocent Voice, Nothing Special, Righting Wrong, Horush dan juga Down For Life memeriahkan acara. Selain itu, Pasukan Babi Neraka juga mengajak City Of Laboratory untuk mengadakan Lab Talks. Sebuah Segmen ngobrol dengan beberapa narasumber dari berbagai background. Bersama Alby Moreno (MCPR), Desta (Musik Jogja), serta Indra dan Perwita selaku perwakilan dari Pasukan Babi Neraka, Lab Talks berlangsung dengan hangat dan antusias dibawah cuaca yang gerimis.

Ditemani oleh Dewi Kinasih dan Dida Kurniawan sebagai moderator, Lab Talks di konsolidasi ini membahas peranan fanbase hingga polemik kesenian yang terjadi belakangan ini. Fanbase sendiri memegang peranan penting dalam keberlangsungan sebuah band. Menurut Albi Moreno sebagai pelaku seni, fanbase adalah teman. “Ketika terjadi sesuatu, otomatis band mau ga mau harus ikut andil sebagai bentuk tanggung jawab. Sehingga perlu adanya komunikasi antara fanbase dengan band itu sendiri.” Ujarnya. Hubungan antara fanbase dengan sebuah band ini sendiri tak bisa dianggap remeh. Fanbase dengan band seperti sebuah keluarga. “Pertama tau Down For Life tuh dari smp, 2008. Pertama nonton ngerasa kalo band ini keren, makin ngulik ternyata asik. Sempet vakum karena ga ada temen, 2019 ketemu temen temen partai babi neraka dan akhirnya join. Ga expect kalau ternyata grup sangat aktif. Di grup juga ada personilnya, jadi makin tertarik sama Down For Life karena ternyata personilnya “Welcome” sama fansnya.” Ujar Indra.

Selain fanbase, peran media hari ini juga sangat penting. Media sebagai sebuah platform informasi membantu menambah serta memperluas wawasan. Selain itu, media juga merupakan sebuah platform untuk menyampaikan opini. “Media hari ini harus bisa memperbarui value dari sebuah band, entah dari lagu, perilaku, hingga kritik namun dengan alasan. Sebuah media harus punya sudut pandang sendiri, bukan hanya sekedar promosi” ujar Desta. Lab Talks ditutup dengan pembahasan polemik musik yang terjadi belakangan ini. “Hari ini musisi menulis sesuatu dengan dasar sesuatu yang mereka lihat, rasakan atau dengar. Sukatani sudah cukup mewakili. Tapi kalau dalam wilayah yang dangkal saja sudah di papras, kita akan menyaksikan hegemoni musik yang itu itu aja. Kebebasan berpendapat menjadi abu abu. Dengan adanya pagar itu, saya rasa kita bukan semakin takut. Ini bukan hanya isu tentang sukatani saja, ini isu tentang mempertahankan hak hak kita.