Home LAB TALKS STAGE DESIGN GEMURUH BISING KOTA, HADIRKAN PERPADUAN SUASANA BRONX DAN LABORATORIUM

STAGE DESIGN GEMURUH BISING KOTA, HADIRKAN PERPADUAN SUASANA BRONX DAN LABORATORIUM

0
DIGITAL LABXHIBITION
Gambar 1: Design panggung Gemuruh Bising Kota oleh: Nata dan Young Lex

“Gemuruh Bising Kota” adalah sebuah pertunjukan yang menggabungkan elemen visual dengan pertunjukan musik lintas genre, sebuah respons artistik terhadap band-band yang sedang berkembang. City of Laboratory, sebagai platform yang menyebut diri mereka Surakarta Music Show Collective yang dikenal karena eksperimen kreatif di bidang music showcasenya, merancang sebuah pengalaman yang tak hanya menantang pendengaran tetapi juga merangsang indera penglihatan.

Proses kreatif dimulai dengan pengamatan terhadap evolusi musik keras di kota-kota besar, dimana atmosfernya yang penuh dengan hiruk-pikuk, polusi suara, dan gelombang emosi melahirkan dunia yang penuh kontradiksi. Dari sini, City of Laboratory melalui Nata dan Young Lex sebagai Art Director mengembangkan konsep yang berfokus pada konsep ruang kota yang bising dan saling bersilangan.

Nata dan Young Lex melakukan riset mendalam dengan mengunjungi referensi mereka, mencatat interaksi emosional mereka, dan elemen-elemen yang menciptakan energi “bising” yang intens. Mereka juga mempelajari kota-kota besar dan lingkungan urban yang sarat dengan suara dan visual yang chaotic. Selain itu, elemen sosial dan politik dari lingkungan perkotaan menjadi sumber inspirasi bagi mereka untuk menambahkan lapisan narasi pada desain panggung mereka.

Konsep Visual dan Teknis

Konsep awal yang muncul adalah menciptakan panggung yang dapat menampilkan perasaan “bising” dan “gemuruh” kota melalui berbagai elemen visual, seperti proyeksi, dan lampu dinamis. Desainer panggung juga mengutamakan elemen teknis yang mendukung perubahan suasana dengan cepat. Visual yang sangat kontras antara cahaya terang dan gelap digunakan untuk merepresentasikan ketegangan dalam kota. Di panggung ini, City of Laboratory menggandeng sebuah kolektif tata cahaya asal Kota Solo bernama Surakartans Lighting and Art Kleb(SLAK) diwakili Mas Kirun, Mas Gendon, Mas Duwek, dan Mas Sanji. Mereka juga andil dalam intepretasi mereka terhadap Gemuruh Bising Kota.


Gambar 2: Nampak atas design panggung Gemuruh Bising Kota

TERKONSEP NAMUN TETAP INTIM

Panggung dirancang untuk memberi kesan kota besar dengan berbagai tingkat. Salah satu elemen kunci adalah penggunaan struktur modular yang bisa diubah bentuknya, sehingga memberikan nuansa ketegangan dan pergerakan yang dinamis. Beberapa bagian panggung juga dilengkapi dengan layar proyeksi yang menampilkan visual tiap band.

Selain itu, mereka juga memperhatikan tata letak alat musik dan penataan band di atas panggung. Mereka memastikan bahwa pengaturan ruang ini mendukung interaksi langsung antara band dan penonton, menciptakan pengalaman yang intens di mana keduanya saling bertemu dalam atmosfer kota yang bising.

Gambar 3: MTAD Live at Gemuruh Bising Kota. Foto oleh: Damar Bhagas Prakoso

KEBISINGAN YANG MENYENANGKAN

Pada malam pertunjukan, lebih dari 300 penonton hadir, antusias menyaksikan pertunjukan yang telah lama dinantikan. Panggung yang sudah dibangun dengan megah memancarkan kesan keras dan penuh ketegangan. Setiap elemen bekerja bersinergi untuk menciptakan suasana yang sangat terasa — visual, suara, dan pencahayaan menyatu, membentuk “gemuruh bising” yang penuh dengan ketegangan, namun sekaligus memukau.

Penonton dikelilingi oleh proyeksi yang berkeliling, menciptakan efek ruang yang terbuka dan dinamis. Mereka merasakan betapa cepatnya perubahan suasana kota yang penuh dengan ketidakpastian dan gangguan. Lewat genre musik yang saling berseberangan, lampu yang berganti-ganti, suara yang datang dari berbagai arah, serta visual yang terus berubah menciptakan pengalaman sensorik yang mendalam.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version